Senin, 08 September 2014

MENGEVALUASI TINDAKAN YANG TEPAT DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN.



INDIKATOR PEMBELAJARAN :

3.7.1        Menjelaskan pengertian lingkungan hidup
3.7.2        Menjelaskan unsur-unsur lingkungan hidup
3.7.3        Menjelaskan jenis-jenis lingkungan hidup
3.7.4        Menjelaskan pengertian aliran energy
3.7.5        Menjelaskan tahapan aliran energy
3.7.6        Menjelaskan pengertian rantai makanan
3.7.7        Menjelaskan tingkatan trofik dalam rantai makanan
3.7.8        Menjelaskan siklus biogeokimia
3.7.9        Menjelaskan pengertian kualitas lingkungan
3.7.10    Menjelaskan jenis-jenis kualitas lingkungan
3.7.11    Menjelaskan baku mutu lingkungan
3.7.12    Menjelaskan jenis-jenis pencemaran lingkungan
3.7.13    Menjelaskan perusakan lingkungan
3.7.14    Menjelaskan resiko lingkungan
3.7.15    Pengertian pemanasan global
3.7.16    Menjelaskan faktor-faktor penyebab pemanasan global
3.7.17    Menjelaskan dampak pemanasan global
3.7.18    Menjelaskan upaya mengatasi pemanasan global
3.7.19    Menjelaskan pengertian pembangunan berkelanjutan
3.7.20    Menjelaskan ciri-ciri pembangunan berkelanjutan




A.  Lingkungan Hidup (Aliran Energi, Rantai Makanan, Siklus Biogeokimia)
Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah segala sesuatu (benda, keadaan, situasi) yang ada di sekeliling makhluk hidup dan berpengaruh terhadap kehidupan (sifat, pertumbuhan, persebaran) makhluk hidup yang bersangkutan. Lingkungan hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·      Unsur hayati (biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
·      Unsur sosial budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
·      Unsur fisik (abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Jenis-jenis lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·      Lingkungan hidup alami                                                                                            
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
·      Lingkungan hidup binaan/buatan                                                                                     
Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
·      Lingkungan hidup sosial  
Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.
1.    Aliran energi
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke saproba. Aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat trofik makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain, seperti energi kimia, energi mekanik, energi listrik, dan energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi bentuk lain ini dinamakan transformasi.
Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh organisme untuk melakukan suatu usaha atau aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan membutuhkan energi dari cahaya matahari, hewan dan manusia membutuhkan energi yang dihasilkan dai proses pengolahan makanan di dalam tubuh.
Energi yang terdapat di lingkungan sekitarmu memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas, dan sebagainya. Setiap bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya. para ilmuwan yang mempelajari perubahan energi tersebut menemukan fenomena bahwa energi tidak dapat diciptakan. Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu ekosistem. Setiap organisme mendapatkan energinya dengan cara mengubah energi yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan yang bergantung pada cahaya matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan makanan sebagai sumber energinya.
            Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
a.    Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
b.    Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
c.    Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
d.    Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari system.
e.    Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
2.    Rantai Makanan
            Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Rantai makanan adalah model sederhana dan hanya menampilkan satu jalur transfer energi dan materi. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya.










Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat trofik. Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan decomposer.
a.    Produsen
Energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme fotosintetik lainnya. Energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintetik. Energi kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa organic seperti molekul glukosa. Molekul glukosa kemudian dipecah dan digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas seperti tumbuh dan berkembang, bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain sebagainya. Seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem disebut dengan produsen.
b.    Konsumen
Organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat. Konsumen tingkat we (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen. Anggota konsumen authority adalah kelompok herbivore atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya.
Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan tersier beranggotakan kelompok karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang, ular, serigala dan sebagainya.
Selain itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat merupakan anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti ayam, manusia, dan sebagainya.
c.    Dekomposer atau Detritivora
Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk, dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan detritivora. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput biasanya banyak terdapat di dalam tanah atau di dasar perairan.
Sisa-sisa materi organic tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme lain seperti bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai sember energinya. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut decomposer atau saprotrof.

3.    Siklus Biogeokimia
Unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen adalah beberapa di antara unsur yang penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh makhluk hidup dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang lain hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur yang ada tersebut dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan unsur-unsur tersebut tetap ada. Hal tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk menyusun senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme tersebut mati, unsur-unsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan dikembalikan ke alam, baik dalam tanah ataupun dikembalikan lagi  ke udara. Jadi, dalam proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di dalamnya. Itulah yang dimaksud sebagai siklus biogeokimia.
Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik dengan kata lain adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. 
Daur biogeokimia terjadi sejak munculnya makhluk hidup pertama kali di bumi. Daur biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kehidupan. Makhluk hidup dapat memperoleh zat dari lingkungannya, melakukan pertukaran zat, serta membuang zat-zat yang tidak berguna ke lingkungannya. Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga berhenti. Jadi, kelancaran daur biogeokimia penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di Bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Dengan adanya daur biogeokimia, unsur-unsur kimia yang penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup tetap ada di Bumi untuk terus dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam suatu siklus. Jika daur ini terhenti, maka proses kehidupan juga berhenti, karena itu kelancaran daur biogeokimia sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup di Bumi.
Berikut ini akan dibahas macam-macam daur biogeokimia yang ada di alam ini, antara lain:

a.    Siklus air (H2O)
Daur/siklus air atau siklus H2O adalah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam tiga fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Daur hidrologi merupakan salah satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi memainkan peran penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus hidrologi sangat significant dalam kehidupan.
Air cair adalah pembawa yang penting dari nutrisi larut. Karena tanah adalah aliran satu arah sungai dengan laut, sehingga nutrisi dilarutkan dalam kehilangan air dari tanah setelah kembalinya sulit. Air menyumbang 97% dari total air bumi, air tawar hanya 3%, yang ada 3/4 solid state (es). Oleh karena itu, air segar dapat digunakan pada total volume tanah kurang dari 1% dari tanah. Air tawar danau kadar air menyumbang 0,3% dari total volume air di Bumi, kelembaban tanah juga menyumbang 0,3%, sungai account hanya 0,005%, serta sejumlah kecil air terikat pada kualitas hidup hidup. Air tawar pada distribusi tanah sangat tidak merata,
ada perbedaan regional, ada juga
perbedaan dalam tahun musim. Meratanya distribusi air bersih, ditambah banyak air dan pencemaran air industri, dll, yang masalah sumber daya air sehingga segar telah menjadi semakin menonjol.
Pergerakan vertikal terutama untuk air tiga jenis situasi: Pertama, efek termal radiasi matahari dan penguapan permukaan air tanah, Kedua, akar tanaman menyerap jumlah besar air melalui transpirasi daun, Ketiga, udara dingin, uap air kemudian mengembun mendarat. Air gas air perputaran cepat, biasanya memegang sedikit air. Gerakan horisontal air, kinerja air gas di udara dengan pergerakan udara, kinerja tanah dari tinggi ke rendah aliran cairan. Oleh karena itu, siklus air dan daya radiasi matahari adalah gravitasi.
Dalam skala global penguapan permukaan laut dari curah hujan, sebagian air ke daratan, curah hujan darat lebih besar dari besarnya evaporasi dan transpirasi, kelebihan air mengalir melalui permukaan laut dan permukaan pulang.
Seluruh proses siklus air global. Curah hujan paling langsung di permukaan tanah, sebagian kecil dari intersepsi oleh vegetasi jatuh ke tanah setelah penguapan maupun tidak langsung. Semua lebih curah hujan mencapai tanah melalui infiltrasi dan mengisi depresi terbentuk setelah limpasan. Untuk tanah kosong, semakin besar curah hujan dan limpasan dapat merusak tanah hanyut nutrisi. Tapi ada vegetasi yang tertutup tanah, sebagian besar curah hujan bisa terjebak, dan kaya humus kapasitas menahan air tanah besar, sehingga, atau ada limpasan, yang akan menjadi volume yang jauh lebih kecil dan kecepatan, tanpa menyebabkan erosi tanah berat.
Secara garis besar proses siklus hidrologi di alam adalah seperti yang terlihat dalam gambar berikut.








Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan perubahan suhu. Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi dari sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Sebaliknya, dalam proses kondensasi, air melepaskan energi dengan lingkungannya, pemanasan lingkungan. Siklus air secara signifikan berperan dalam pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di Bumi. Bahkan saat air dalam reservoir masing-masing memainkan peran penting, siklus air membawa signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita. Dengan mentransfer air dari satu reservoir ke yang lain, siklus air memurnikan air, mengisi ulang tanah dengan air tawar, dan mengangkut mineral ke berbagai bagian dunia. Hal ini juga terlibat dalam membentuk kembali fitur geologi bumi, melalui proses seperti erosi dan sedimentasi. Selain itu, sebagai siklus air juga melibatkan pertukaran panas, hal itu berpengaruh pada kondisi iklim di bumi.
Pada siklus hidrologi matahari berperan sangat penting. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus air, memanaskan air dalam samudra dan laut. Akibat pemanasan ini, air menguap sebagai uap air ke udara. 90 % air yang menguap berasal dari lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi uap air. Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman dan menguap dari tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Setelah air tadi menjadi uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik sampai ke atmosfir. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin rendah. Nantinya suhu dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air tanah. Untuk kasus tertentu, uap air berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk kabut. 
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak proses meteorologi terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari langit sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hail, sleet, dan dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun. Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair mengalir di atas tanah sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian besar air jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau ke tanah sebagai hujan, dimana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan permukaan.
Sebagian dari limpasan masuk sungai, got, kali, lembah, dan lain-lain. Semua aliran itu bergerak menuju lautan. sebagian limpasan menjadi air tanah disimpan sebagai air tawar di danau. Tidak semua limpasan mengalir ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi. Infiltrat air jauh ke dalam tanah dan mengisi ulang akuifer, yang merupakan toko air tawar untuk jangka waktu yang lama. Sebagian infiltrasi tetap dekat dengan permukaan tanah dan bisa merembes kembali ke permukaan badan air (dan laut) sebagai debit air tanah. Beberapa tanah menemukan bukaan di permukaan tanah dan keluar sebagai mata air air tawar. Seiring waktu, air kembali ke laut, di mana siklus hidrologi kita mulai
Peran siklus hidrologi dalam siklus biogeokimia, aliran air di atas dan di bawah bumi adalah komponen kunci dari perputaran siklus biogeokimia lainnya. Limpasan bertanggung jawab untuk hampir semua transportasi sedimen terkikis dan fosfor dari darat ke badan air. Salinitas lautan berasal dari erosi dan transportasi garam terlarut dari tanah. Eutrofikasi danau terutama disebabkan fosfor, diterapkan lebih untuk bidang pertanian di pupuk, dan kemudian diangkut sungai darat dan bawah. Limpasan dan aliran air tanah memainkan peran penting dalam pengangkutan nitrogen dari tanah ke badan air. Zona mati di outlet Sungai Mississippi merupakan konsekuensi dari nitrat dari pupuk terbawa bidang pertanian dan disalurkan ke sistem sungai ke Teluk Meksiko. Limpasan juga memainkan peran dalam siklus karbon, sekali lagi melalui pengangkutan batu terkikis dan tanah.
Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting, karena berdasarkan fungsinya air dapat digunakan sebagai pelarut kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotik sel, dan bahan baku fotosintesis. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasipresipitasievaporasi dan transpirasi.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat. Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
Beberapa contoh kegiatan manusia dapat berpengaruh buruk terhadap siklus air antara lain:
·       Penebangan hutan secara berlebihan yang mengakibatkan pengaruh terhadap jumlah resapan air kedalam tanah. hutan yang gundul tidak akan dapat menyerap air sehingga ketika hujan turun air akan mengalir langsung kelaut. karena tidak ada resapan yang terjadi karena hutan gundul, akibatnya laposan atas tanah dan humus terkikis oleh air yang mengalir, akibat lainnya terjadi banjir dan longsor.
·       Pembagunan pemukiman yang tidak memperhatikan aspek lahan serapan air, akibatnya lahan yang seharusnya menjadi tempat serapan air menjadi tertutupi pemukiman, dimana dipastikan sebagian besar halaman pemukiman di tutup oleh jalanan, semen/beton, akibat penutupan lahan serapan tersebut terjadi lah banjir. Sementara siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan sebaliknya tidak lagi berjalan seimbang karena proses resapan yang tidak maksimal. Air bersih yang turun ke bumi dalam bentuk hujan, tidak lagi meresap maksimal ke dalam tanah, tapi mengalir menjadi banjir.
b.    Siklus nitrogen (N2)
            Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
           
Meskipun suasana kaya akan nitrogen (79%), tetapi tidak dapat langsung menggunakan tanaman hanya melalui fiksasi nitrogen biologis (terutama bakteri pengikat nitrogen dan kelas cyanobacteria) akan dikonversi menjadi amonia (NH3) agar dapat diserap oleh tanaman dan digunakan dalam sintesis protein dan amonia organik lainnya. In vivo, hadir dalam nitrogen amino, adalah harga -3. Lapisan yang kaya oksigen dalam tanah, nitrogen terutama sebagai nitrat (valensi), atau nitrit ( 3) form. Ada dua jenis bakteri tanah nitrifikasi, kelas mengoksidasi amonia menjadi nitrit, sebuah oksidasi nitrit menjadi nitrat kelas, bergantung pada dua jenis energi yang dilepaskan oleh oksidasi bertahan hidup. Selain nitrogen tanaman simbiosis (terutama Leguminosae) dapat langsung menggunakan nitrogen dari udara menjadi amonia, tanaman umumnya diserap dalam nitrat tanah. Tanaman menyerap nitrat cepat, daun dan akar nitrat reduktase terkait dapat mengembalikan NH3 retrograde, tetapi membutuhkan energi. Ada juga kelas bakteri tanah bakteri denitrifikasi, ketika tanah memiliki oksigen yang cukup sedangkan karbohidrat, mereka dapat mengurangi nitrat menjadi gas nitrogen (N2) atau nitrous oksida (N2O). Perspektif evolusioner, langkah ini sangat penting. Jika tidak, sejumlah besar nitrogen akan disimpan di laut atau sedimen.
            Dalam atmosfer bumi primitif mungkin mengandung amonia, tapi banyak biosintesis tersebut habis amonia, fiksasi nitrogen telah menjadi perlu. Fiksasi nitrogen telah ditemukan memiliki beberapa mikroorganisme yang hidup bebas maupun bakteri komensal, dan beberapa cyanobacteria. Metode mereka nutrisi heterotrofik, tetapi juga sintesis energi dan kimia dapat disintesis. Singkatnya, fiksasi energi yang dibutuhkan harus disediakan dari luar. Selain hayati di luar udara, petir dan sejumlah kecil radiasi berenergi tinggi juga dapat memperbaiki nitrogen. Dikembangkan di abad ke-20, industri pupuk, dengan skala yang semakin besar akan memperbaiki nitrogen dari udara menjadi amonia dan nitrat. Sekarang kecepatan nitrogenase di seluruh dunia mungkin telah melampaui denitrifikasi nitrogen laju pelepasan. Selain itu, konsumsi energi adalah karena industri fiksasi nitrogen untuk harganya, jadi Anda harus menghargai ini bagian dari fiksasi nitrogen biologis, dan beberapa tindakan agroforestri atau pencemaran lingkungan dapat mengganggu mikroba yang normal sub-sistem.
c.    Siklus fosfor
            Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus-menerus.











           


Terutama dalam bentuk fosfor-fosfat yang tersimpan dalam sedimen dalam bentuk larutan fosfat diserap oleh tanaman. Tapi tanah bahwa fosfat dalam lingkungan alkalin mudah dikombinasikan dengan kalsium, mudah dengan lingkungan asam besi, kombinasi aluminium, membentuk sulit larut fosfat, tanaman tak bisa digunakan. Dan limpasan fosfat membawa dengan mudah disimpan di dasar laut. Fosfor meninggalkan biosfer yang tidak mudah untuk kembali, kecuali ada perubahan dalam penanganan geologi atau biologis. Oleh karena itu, siklus fosfor global yang tidak lengkap. Fosfor dan nitrogen, sulfur yang berbeda in vivo dan in lingkungan adalah dalam bentuk fosfat, sehingga konversi valensi yang berbeda ada mikroorganisme yang terlibat adalah siklus biogeokimia relatif sederhana.
            Fosfor merupakan elemen penting dari kehidupan, dan mudah untuk menguras, dan kesulitan untuk kembali ke elemen, sangat dihargai. Teramati bahwa beberapa fosfor yang mengandung limbah dibuang ke badan air setelah ia telah menyebabkan wabah pertumbuhan alga, yang menunjukkan bahwa alam tersedia fosfor telah cukup langka. Batu pelapukan secara bertahap melepaskan fosfor cukup jauh kebutuhan manusia, dan fosfor dalam distribusi permukaan sangat tidak merata. Saat ini sedang ditambang pupuk fosfat terutama dari sedimen permukaan karenanya harus eksploitasi rasional dan ekonomis. Vegetasi harus dilindungi sekaligus, transformasi metode agroforestry operasi, untuk menghindari hilangnya fosfor.

d.    Siklus karbon
Karbon merupakan elemen penting yang merupakan dari semua organisme. Tanaman hijau menyerap energi matahari melalui fotosintesis tetap pada karbohidrat, senyawa ini lebih lanjut sepanjang rantai makanan dan tingkat oksidasi vivo menempatkan energi, sehingga meningkatkan aktivitas kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Jadi Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam biosfer. Proses aliran energi ekosistem yang dimanifestasikan sebagai sintesis karbohidrat, transfer, dan dekomposisi.
Ada sejumlah besar sedimen karbonat di alam, tetapi sulit untuk memasuki siklus karbon biologis. Tanaman menyerap karbon seluruhnya dari CO2 gas. Respirasi organisme melalui tubuh sebagai limbah CO2 ke udara. Mengolah tanah juga merupakan bagian dari tanah untuk mengakomodasi CO2 dilepaskan dari CO2 yang dihasilkan oleh oksidasi humus lagi. Bahan bakar seperti batu bara dan pembakaran minyak juga dapat menghasilkan CO2, terutama setelah industrialisasi, dengan cara ini meningkatkan jumlah CO2 yang dihasilkan, bahkan lebih dari jumlah CO2 dari sumber lain. CO2 di atmosfer di satu sisi karena pabrik dan mengurangi konsumsi mengurangi, di sisi lain karena meningkatnya penggunaan bahan bakar, dan meningkatkan suplemen, peningkatan konsentrasi. Tapi banyak dapat dilarutkan dalam air laut karbonat dalam bentuk CO2 dan menyimpannya, dapat membantu mengatur konsentrasi CO2 di atmosfer.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfergeosferhidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2). Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
Karbon mengalir antara masing-masing penampungan (reservoir) dalam pertukaran yang disebut siklus karbon, yang memiliki komponen lambat dan cepat. Setiap perubahan dalam siklus karbon yang bergeser dari satu reservoir menempatkan lebih banyak karbon di penampungan lain. Perubahan yang menempatkan gas karbon ke atmosfer hasil dalam suhu lebih hangat di Bumi.
Selama jangka panjang, siklus karbon tampaknya mempertahankan keseimbangan yang mencegah semua karbon Bumi dari memasuki atmosfer (seperti halnya di Venus) atau agar tidak disimpan seluruhnya dalam batuan. Keseimbangan ini membantu menjaga suhu bumi relatif stabil, seperti termostat.
Siklus karbon merupakan siklus biogeokimia terbesar. Ada 3 hal yang terjadi pada karbon, antara lain:
·       Tinggal dalam tubuh
·       Respirasi oleh hewan
·       Sampah/sisa dan karbon itu masuk ke dalam perairan melalui proses difusi
Secara umum,  karbon akan diambil dari udara oleh organisme fotoautotrof  (tumbuhan, ganggang, dll yang mampu melaksanakan fotosintesis). organisme tersebut, sebut saja tumbuhan, akan memproses karbon menjadi bahan makanan yang disebutkarbohidrat, dengan proses kimia sebagai berikut :
6 CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔ C6H12O+ 6 O2
Karbondioksida + Air (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen
   Hasil sintesa karbohidrat itu dimakan para makhluk hidup heterotrof sebagai makanan plus oksigen untuk bernafas. Tidak peduli makhluk herbivora, carnivora, atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan dalam karbohidrat adalah tumbuhan.Karbon di dalam sistem respirasi akan dilepas kembali dalam bentuk CO2 yang nantinya dilepaskan saat pernafasan. Selain pelepasan CO2 ke udara saat pernafasan, para detrivor (pembusuk) juga melepaskan CO2 ke udara dalam proses pembusukan. Manusia juga tidak kalah peran dalam proses ini. Hasil segala pembakaran, mulai dari pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar minyak di dalam kendaraan bermotor, asap pabrik, dan lain-lain juga melepaskan CO2 ke udara.
e.    Siklus sulfur
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa dan tak berbau. Belerang, dalambentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate.
Belerang (sulfur) merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapatkan belerang dari dalam tanah dalam bentuk sulfat. Di dalam tubuh tumbuhan belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi gas.












Secara alami, belerang terkandung di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Beberapa gunung berapi, misalnya Gunung Arjuno di Jawa Timur, mengeluarkan belerang yang kemudian ditambang menjadi batangan belerang. Selain itu, belerang di udara juga berasal dari sisa pembakaran minyak bumi dan batu bara, dalam bentuk . Gas  banyak dihasilkan oleh asap kendaraan dan pabrik. Jika bereaksi dengan uap air hujan, gas tersebut berubah menjadi sulfat, yang jatuh di tanah, sungai, atau lautan. Selanjutnya, sulfat tersebut dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan atau alga air.
Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat. Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida, dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur dioksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Terutama dalam bentuk sulfur sulfat disimpan dalam sedimen untuk membentuk solusi sulfat diserap oleh tanaman. Namun, deposisi sulfur dalam mikroba tanah membantu tetapi dapat dikonversi ke gas hidrogen sulfida (H2S), kemudian oleh oksidasi atmosfer asam sulfat (H2SO4) yang kompleks di atas tanah atau laut. Serupa dengan Nitrogen, belerang, -2, in vivo dalam bentuk, dan dalam atmosfer, tapi terutama sulfat ( 6) bentuk. Oleh karena itu, ada sistem reduktase tanaman yang sesuai. Oksigen di lapisan tanah dan mengurangi oksigen layer, ada dua jenis oksidasi dan reduksi, Departemen Mikrobiologi, air sulfat dan dapat mempromosikan transformasi antara.
Secara ringkas, fungsi belerang pada tanaman adalah sebagai berikut :
·      Bahan makanan utama untuk memproduksi protein
·      Membentuk dan mengaktifkan enzim proteolytic danvitamin
·      Membantu pembentukan klorofil
·      Memperbaiki pertumbuhan akar dan produksi bibit
·      Mempercepat perkembangan akar
·      Membantu pertumbuhan cepat tanaman dan tahan terhadap dingin
·      Sintesis asam amino: Cystine, Cysteine, Methionine
·      Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap temperaturrendah (dingin)
Dalam daur belerang mikroorganisme yang bertanggung jawab transformasi adalah sebagai berikut:
·      H2S           S        SO4 ; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
·      SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
·      H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
·      S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan aerobik.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfir. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Hujanasamdiartikansebagaisegalamacamhujandengan pH di bawah 5,6.Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil sertanitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yangmudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadarkeasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman(wikipedia.org/wiki/Hujan_asam)
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam dapat terbentuk dari proses reaksi gas yang mengandung sulfat. Sulfat dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2) dengan bantuan dari sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari.


B.   Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan
1.    Kualitas lingkungan
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.











Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu :
a.    Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
b.    Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
c.    Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
2.    Baku mutu lingkungan
Baku Mutu Lingkungan adalah ukuran batas bahan, zat atau energy yang berada pada tempat dan kondisi tertentu. Dengan kata lain, Baku Mutu Lingkungan adalah ambang batas kadar maksimum suatu zat atau bahan yang diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negative.
a.    Baku mutu air
     Baku mutu air adalah ambang batas kadar bahan atau zat yang diperbolehkan terdapat dalam sumber air, yang masih dapat digunakan. Misalnya air untuk air minum, untuk mandi, untuk perikanan, untuk industry, dan lain-lain.
b.    Baku mutu limbah cair
     Baku mutu limbah cair adalah ambang batas kadar yang diperbolehkan dikeluarkan dari suatu produksi atau kegiatan di badan air (sungai, danau, kolam).
c.    Baku mutu emisi
     Baku mutu emisi adalah ambang batas kadar yang diperbolehkan pada sumber pencemar ke udara.
d.    Baku mutu udara
     Baku mutu udara adalah ambang batas kadar zat yang diperbolehkan ada di dalam udara.
e.    Baku mutu air laut
     Baku mutu air laut adalah ambang batas kadar bahan/zat yang diperbolehkan berada di perairan laut, pelabuhan, pantai, dan laut perikanan.

C.  Pencemaran, Perusakan, dan Resiko Lingkungan
1.    Pencemaran lingkungan
Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
·      Pencemaran air
·      Pencemaran udara
·      Pencemaran tanah

2.    Perusakan lingkungan
            Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.    Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam
            Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
            Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1)   Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
·      Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan
·      Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui
·      Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui
·      Gas yang mengandung racun
·      Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan
2)   Gempa bumi
            Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi.
            Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya :
·      Berbagai bangunan roboh
·      Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus
·      Tanah longsor akibat guncangan
·      Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul
·      Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang)
3)   Angin topan
            Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya.
            Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
·      Merobohkan bangunan
·      Rusaknya areal pertanian dan perkebunan
·      Membahayakan penerbangan
·      Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal
b.    Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
1)   Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
2)   Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3)   Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
·      Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan)
·      Perburuan liar
·      Merusak hutan bakau
·      Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman
·      Pembuangan sampah di sembarang tempat
·      Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS)
·      Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas
3.    Resiko lingkungan
            Risiko secara harafiah dapat diartikan sebagai dampak buruk atau negatif dari suatu tindakan manusia ataupun alam. Pemahaman tentang adanya risiko ini dapat membuat seseorang melakukan pertimbangan yang lebih hati-hati dalam bertindak atau berbuat, dengan demikian orang tersebut akan memiliki kemungkinan tingkat selamat yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak memikirkan tentang risiko sebelum dia bertindak. Berbagai bentuk risiko dapat saja terjadi seperti risiko politik atau risiko legal, risiko teknologi, risiko lingkungan, risiko finansial dan lain-lain sebagainya.
            Lingkungan merupakan subjek yang paling banyak mengalami risiko baik oleh akibat kondisi alam maupun oleh tindakan manusia seperti adanya pelepasan zat berbahaya ke lingkungan, penebangan hutan dan lain-lain. Sesuai dengan defenisinya maka risiko lingkungan merupakan perkalian frekuensi kejadian kecelakaan dengan dampak lingkungannya. Artinya besaran risiko lingkungan menunjukkan tingkat dampak dari sesuatu tindakan manusia atau alam terhadap lingkungan, baik terhadap manusia itu sendiri maupun terhadap ekologi.
            Berbagai perbuatan manusia yang mungkin menimbulkan risiko atau kerugian terhadap manusia dan lingkungan antara lain, pembangunan suatu pabrik, pengoperasian pabrik yang mengeluarkan bahan pencemar, penebangan hutan, kebakaran hutan, dan lain-lain. Untuk melindungi masyarakat dari risiko suatu pendirian instalasi pabrik atau pembangunan infrastruktur maka kepada pemilik instalasi sebelum diberikan ijin pembangunan terlebih dahulu harus dapat membuktikan bahwa pembangunan tersebut tidak memberi dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar dan dalam kondisi yang tidak dapat dihindari, yaitu bila terjadi kecelakaan, maka langkah-langkah penanggulangan risiko harus sudah dipersiapkan. Usaha pembuktian ini secara formal dilakukan dengan membuat Analisis Menggenai Dampak Lingkungan.
            Usaha untuk menganalisis berapa besar kemungkinan risiko yang akan terjadi pada suatu kegiatan manusia disebut sebagai Analisis Risiko, sedangkan usaha yang dilakukan untuk mengurangi risiko sering disebut sebagai Manajemen Risiko. Analisis risiko dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Langkah kualitatif ditandai dengan analisis tentang penyebab kejadian dari awal hingga terjadinya suatu kecelakaan, sedangan langkah kuantitatif dilakukan dengan menghitung kemungkinan terjadinya suatu risiko. Pembahasan dalam tulisan ini dikhususkan untuk analisis risiko secara kuantitatif.
            Langkah-langkah yang lazim dilakukan dalam analisis risiko lingkungan yaitu
·      Perumusan masalah
·      Penilaian dampak
·      Penilaian eksposure
·      Karakteristik risiko
·      Analisis ketidak pastian

B. PEMANASAN GLOBAL
1.    Pengertian pemanasan global
Global warming atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan nama pemanasan global merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut serta daratan bumi. Meningkatnya suhu tersebut menyebabkan bumi yang kita diami ini terasa lebih panas dan saat siang hari kita merasakan pana yang berlebihan.
Dalam sinar matahari tersimpan energi. Pada waktu sinar matahari mengenai permukaan tanah, permukaan tanah itu menjadi panas. Panas itu direncanakan kembali ke atmosfer sebagai gelombang panas, yaitu sinar infra-merah. Di dalam atmosfer terdapat jenis molekul gas yang dapat menyerap gelombang infra-merah. Karena penyarapan gelombang panas itu suhu atmosfer naik. Kenaikan suhu itu di sebut efek rumah kaca (ERK). Gas-gas dalam atmosfer yang menyerap gelombang panas disebut gas rumah kaca (GRK).
Jadi ERK tidak disebabkan oleh adanya gedung-gedung tinggi yang didingnya terdidiri dari jendela-jendela kaca, melaikan oleh GRK dalam atmosfer yang menyerap gelombang panas. Istilah ini memang berasal dari pengalaman para petani didaerah iklim sedang yang menanan sayuran di dalam rumah kaca untuk melindungi sayuran itu dari suhu dingin. Pada waktu siang hari dan cuaca cerah, suhu di dalam rumah kaca itu lebih zat sintetiktinggi daripada di luar rumah kaca, walaupun alat pemanas di dalam rumah kaca dimatikan. Kenaikan suhu itu disebabkan oleh tertahannya gelombang panas oleh kaca rumah kaca sehingga tidak dapat lepas ke udara.
Bahaya terjadinya pemanasan global di perbesar dengan naiknya gas rumah kaca yang lain, terutama klorofluokarbon (KFK). KFK merupakan zat sintetik yang di buat oleh manusia untuk keperluan industri.
Gambaran bumi yang mengalami kepanasan… J
“Ibarat es krim yang meleleh….”
 
 





2.    Faktor-faktor penyebab pemanasan global

Kebiasaan Yang Mengakibatkan Dampak Pemanasan Global



1.   Membakar kayu dan menebang pohon
Pohon adalah komposisi alam yang akan menjaga keseimbangannya. Saat pohon banyak ditebang, dimanfaatkan kayunya baik dengan dibakar atau digunakan untuk kepentingan produksi tanpa mengimbanginya dengan menanam benih baru, maka kuantitas pohon kayu akan semakin berkurang dan menipis sehingga menyebabkan ketidakseimbangan alam seperti pemanasan global.
Beberapa jenis pemanfaatan kayu yang sering digunakan adalah industri perumahan. Agar tidak ikut serta memberikan dampak pemanasan global, maka penggunaan material bangunan selain kayu bisa dijadikan pilihan, contohnya aluminium, baja ringan, dan lain sebagainya.
2.   Penggunaan CFC yang terlalu banyak
Cloro Flour Carbon atau yang biasa disingkat CFC merupakan bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan, khususnya untuk kepentingan rumah tangga. Menggunakan alat yang mengandung CFC yang terlalu banyak akan memberikan efek terhadap pemanasan global. Beberapa jenis alat CFC yang sebaiknya dikurangi adalah kaleng, nampan dan kulkas.
3.   Polusi kendaraan bermotor
Mobil, motor, dan atau kendaraan bermotor lainnya adalah benda yang memberikan efek cukup besar dalam pemanasan global, yaitu dengan produk CO2 yang dihasilkan dari pembuangan sisa pembakaran bahan bakar. Saat ini, penggunaan kendaraan bermotor sudah menjadi hal yang umum dimana mana, bahkan dalam 1 rumah dengan 5 anggota keluarga, ada yang masing masing memiliki 1 kendaraan bermotor.
Hal tersebut tentu saja menyumbangkan produksi CO2 yang sangat banyak. Agar bisa mengantisipasi pemanasan global maka kita bisa memulai dari diri sendiri untuk tidak terlalu sering menggunakan kendaraan bermotor untuk kepentingan yang bisa diselesaikan dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda.
4.   Pabrik
Operasional pabrik yang menggunakan bahan bakar fossil seperti minyak bumi dan batubara memberikan konstribusi yang sangat besar dalam menyebabkan pemanasan global. Alasan menggunakan bahan bakar tersebut tentu saja untuk menghemat pengeluaran dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Namun, saat menggunakannya sebaiknya kita lebih bijak dan sadar, bahwa penggunaan tersebut memberikan sumbangan yang besar terhadap pemanasan global.


3.    Dampak pemanasan global
a.    Menaiknya suhu secara global (global warming) juga diperkirakan akan menimbulkan perubahan yang lain seperti halnya menyebabkan cuaca yang ekstrem dan menaikkan tinggi permukaan air laut.
b.    Selain itu perngaruh yang lain juga bisa di lihat dengan punahnya berbagai macam hewan, berpengaruhnya terhadap hasil pertanian dan hilangnya gletser.
c.    Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.
d.    Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.
e.    Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia.
f.     Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka.
Dampak yang lainnya antara lain.
1.   Tsunami, ombak besar yang datang ke daratan adalah akibat volume air yang semakin bertambah akibat lapisan es yang berada di kutub mencair.
2.   Suhu panas yang semakin hari semakin meningkat, akibat suhu bumi yang semakin hari semakin panas membuat bumi menjadi tempat yang kurang nyaman untuk ditinggali, terlebih dengan adanya berbagai fenomena alam seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi akibat dari suhu panas yang meningkat tersebut.
3.   Hujan asam, yaitu air hujan yang mengandung belerang sehingga bersifat asam bagi beberapa benda yang ada permukaan bumi.

4.    Upaya mengatasi pemanasan global
cara mengatasi pemanasan global (global warming):
a. Jangan menebang pohon sembarangan
Pohon merupakan penghasil gas O2 (oksigen) terbesar di dunia. setiap hari kita bernafas membutuhkan Oksigen,dan pohon-pohonlah yang setiap harinya menyediakan oksigen untuk kita. Semakin sdikit pohon akan menyebabkan gas CO2 (karbon dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran dan akhirnya membuat bumi semakin panas. Terlepas dari itu kita bernafas menggunakan oksigen tanpa adanya oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup sampai sekarang.
b. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi
Banyaknya pemakaian kendaraan pribadi akan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. Kita semua tau bahwa setiap kendaraan berbahan bakar minyak akan mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2 dan CO, gas-gas ini bila dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang akhirnya membuat terjadinya global warming semakin parah. Selama anda masih bisa untuk menggunakan kendaraan umum gunakanlah kendaraan umum, hanya gunakan kendaraan pribadi saat anda memang benar-benar membutuhkannya.

c. Beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan kendaraan berbahan bakar alami dan ramah lingkungan
Kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan misalnya adalah kendaraan dengan bahan bakar listrik. Listrik selain harganya lebih murah ternyata juga lebih ramah terhadap lingkungan jika dibanding dengan bahan bakar minyak. Dengan menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik anda tak perlu lagi risau saat harga BBM (Bahan bakar Minyak) naik.
4. Mematikan lampu di siang hari
Saat bepergian ke daerah PLN saya sering sekali melihat sebuah poster dengan tulisan "Kunang-kunang aja kalau siang matiin lampu". Masa kita mau kalah sama kunang-kunang? Matikan lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah penting.
5. Menggunakan lampu hemat energi
lampu hemat energi sangat beragam jenisnya, ada lampu energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi lampu hemat energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari 60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara. Jika kita menggunakan energi secara boros tentu saja pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika kita bisa berhemat maka pembakaran batubara bisa di hemat pula. Pembakaran batubara ternyata juga menyumbangkan gas penyebab Global warming yang sangat besar.
6. Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul)
Banyak tindakan yang telah dilakukan manusia seperti merusak hutan hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Tanpa disadari hutan yang fungsinya sangatlah fital bagi manusia setiap harinya terus dirusak oleh sebagian manusia yang tidak bertanggung jawab. Solusinya adalah dengan menegaskan perundangan tentang perhutanan dan melakukan Reboisasi terhadap hutan yang sudah gundul. Selain aksi dari penebangan hutan secara liar hutan gundul juga bisa disebabkan karena kebakaran dan tanah longsor. Selain bisa mencegah terjadinya Global Warming hutan juga bisa mencegah terjadinya banjir, tanah longsor dan akan menjadikan suhu menjadi sejuk dan segar.
7. Tanmalah Pohon di Pekarangan rumah anda
Anda memiliki rumah dengan pekarangan yang tidak digunakan? Manfaatkanlah pekarangan tersebut untuk menanam berbagai macam tanaman. Anda tak harus menanam pohon jati atau mahoni, anda bisa menanam tanaman hias atau tanaman lain yang memiliki daun hijau serta memiliki potensi untuk bisa menghasilkan oksigen. Bayangkan jika semua masyarakat melakukan hal yang serupa maka kebutuhan akan oksigen akan sedikit demi sedikit terpenuhi.
8. Membangun rumah dengan fentilasi yang cukup
Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, dengan rumah kita bisa hidup dengan tenang dan damai. Saat membangun rumah harap perhatikan fentilasi dan tata cahaya yang tepat. Jangan sampai anda malam hari harus menyalakan AC karena alasan panas dan fentilasi yang kurang. Saat siang hari pula desainlah rumah anda agar bisa terang tanpa harus menghidupkan lampu dan desain pula agar sejuk tanpa harus menghidupkan AC atau kipas angin.

D.     PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang. Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan faktor lingkungan. Istilah berkelanjutan berasal dari bahasa inggris yaitu sustainability. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep pembangunan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara arif, bijaksana, efisien, dan memperhatikan pemanfaatan untuk masa kini dan generasi yang akan datang. Menurut Brundtland, pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Konsep pembangunan berkelanjutan pernah diutarakan dalam KTT Rio De Jeneiro tahun 1992 dengan 2 gagasan utama, yaitu gagasan kebutuhan dan gagasan keterbatasan, setelah itu adanya protokol Kyoto, yang menyampaikan gagasan pengurangan gas buang industri negara-negara maju.
Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Menjamin pemerataan dan keadilan
2.      Menghargai keaneragaman hayati
3.      Menggunakan pendekatan integratif
4.      Menggunakan wawasan dan pandangan ke depan.
Dalam pembangunan berkelanjutan, pendayaan dan pengelolaan sumber daya alam merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan sumber daya alam. Jadi, usaha pembangunan yang dilaksanakan di tanah air harus memperhatikan keadaan lingkungan hidup. Realisasinya, pemerintah membentuk sebuah lembaga pengawasan pembangunan dan lingkungan hidup dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Setiap rencana pemabangunan selalu dikatikan dengan masalah lingkungan hidup, tidak mengganggu keutuhan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2.      Pengawasan lingkungan hidup, setiap lingkungan kota dan desa, persawahan, hutan dan pemukiman penduduk yang sedang dikembangkan maupun yang telah ada mendapat pengawasan dari pemerintah.
3.      Mengadakan usaha pengembangan lingkungan yang dirintis pemerintah dan dilakukan bersama rakyat.
4.      Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan hidup baik melalui pendidikan maupun melalui media massa lainnya.
Pembangunan berkelanjutan pertama kali konsepnya digulirkan oleh WCED (World Commission on Environment and Development). Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. konsep pembangunan berkelanjutan menyadari bahwa sumber daya alam merupakan bagian dari ekosistem. Dengan memelihara fungsi ekosistem, maka kelestarian sumber daya alam akan tetap terjaga.
Menurut Emil Salim (1990), resep strategis konsep pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan di negara berkembang seperti indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Penerapan tata ruang perencanaan yang tepat, yaitu pengembangan sumber daya alam harus memperhitungkan daya dukungnya.
2.      Penempatan berbagai macam aktivitas yang mendayagunakan sumber daya alam harus memperhatikan kapasitasnya dalam mengabsorsi perubahan yang diakibatkan oleh aktivitas tersebut.
3.      Sumber daya alam di suatu wilayah (Region) hendaknya dialokasikan ke dalam beberapa zona diantaranya hutan lindung, wilayah industri, daerah aliran sungai dan sebagainya.
Penerapan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang meliputi :
a.       Analisis dampak Lingkungan (ANDAL)
b.      Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
c.       Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Maka setiap kegiatan tidak hanya layak secara ekonomis dan teknologis, tetapi juga layak secara lingkungan. Dengan demikian pembangunan yang dilakukan selain meningkatkan kualitas hidup manusia, juga harus dapat mendukung prinsip-prinsip kehidupan berkelanjutan. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1.      Menghormati dan memelihara komunitas kehidupan, prinsip ini mencerminkan kewajiban untuk peduli kepada bentuk-bentuk kehidupan lain sekarang dan di masa datang. Pembangunan tidak boleh mengorbankan kelompok lain/generasi kemudian.
2.      Memperbaiki kualitas hidup manusia, sehingga pembangunan tidak mengganggu keutuhan sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya.
3.      Melestarikan daya hidup dan keragaman bumi.
4.      Menghindari sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.
5.      Berusaha tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi.
6.      Mengubah sikap dan gaya hidup perorangan.
7.      Mendukung kreativitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri.
8.      Menyediakan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan dan pelestarian.
9.      Menciptakan kerja sama global.

E.     DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN
Salah satu makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya adalah manusia. Oleh karena manusia mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungannya untuk keperluan hidupnya, maka manusialah yang selalu mempengaruhi lingkungan hidupnya. Hal tersebut yang menjadi komponen aktif dalam mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan yang dikehendakinya manusia. Dalam pembangunan yang berperan aktif adalah manusia. Peran itu bisa berdampak positif pembangunan dengan tidak mengabaikan lingkungan. Atau peran berdampak negatif : pembangunan menimbulkan pencemaran yang juga disebabkan oleh manusia.
Pencemaran atau disebut polusi adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air dan tanah) karena adanya unsur-unsur atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Pencemaran tersebut dapat menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem menurunkan mutu lingkungan hidup manusia.
Beberapa jenis pencemaran terhadap lingkungan akan dijelaskan sebagai berikut :
1.      Pencemaran tanah
a.       Pembuangan ampas kimia, dan plastik bekas pembungkus serta botol bekas
b.      Buangan zat-zat atau barang yang tidak terlarut dalam air
c.       Pertanian dengan pemakaian pestisida yang berlebihan
2.      Pencemaran Air
Pencemaran air dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan membahayakan makhluk hidup. Penyebab terjadinya pencemaran air adalah sampah yang tidak membusuk, seperti plastik dan karet, limbah industri, sisa pupuk dari usaha pertanian dan tumpahan minyak dari kapal tangker.
3.      Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh gas buang yang dihasilkan oleh proses produksi seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan hasil aktivitas rumah tangga sehingga secara fisik dan kimia melebihi ambang batas yang telah ditetapkan. Hal ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia dan makhluk lainnya. Penecemaran udara menyebabkan beberapa akibat, antara lain :
a.       Efek rumah Kaca (Green House Effect)
Efek rumah kaca disebabkan oleh komposisi CO2 di udara sangat berlebihan. Akibatnya, gas tersebut menyebabkan energi matahari yang diterima bumi tidak bisa dipantulkan dengan sempurna karena terhalangnya oleh lapisan gas karbon dioksida di udara. Hal ini menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih panas. Efek lain jika menjadi pemanasan global akan menyebabkan es di kutub mudah mencair dan menyebabkan muka laut akan semakin naik.
b.      Kerusakan lapisan ozon
Lapisan Ozon (O3) terdapat di lapisan stratosfer yang mempunyai fungsi menyerap dan menyaring sinar ultraviolet sebelum sampai ke permukaan bumi. Adapun yang menyebabkan kerusakan lapisan ozon adalah terikatnya unsur-unsur penyusun ozon oleh freon (F) di udara. Jika lapisan ozon menipis akan menimbulkan banyak akibat, antara lain suhu udara semakin panas, timbulnya penyakit kulit dan mata.
c.       Hujan Asam
Hujan Asam disebabkan oleh kandungan asam yang ada di udara sangat besar, sehingga pada saat hujan terbawa oleh hujan. Senyawa asam tersebut berasal dari industri, dapat berupa asal sulfat, asam nitrat, dan asam bikarbonat. Hujan asam menyebabkan rusaknya tanaman, pengaratan yang lebih cepat pada logam dan beton, serta rusaknya ekosistem air tawar.

F.   Implementasi Pembangunan Berkelanjutan
Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah
·      Terpeliharanya proses ekologi yang esensial
·      Tersedianya sumberdaya yang cukup
·      Linkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai
Ketiga faktor itu tidak saja mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga mempunyai dampak terhadap pembangunan. Karena itu untuk terlajutkannya pembangunan tidak cukup untuk melakukan Analisis. Dampak Linkungan (ADL) yang hanya berlaku untuk perencanaan proyek pembangunan. Pengelolaan lingkungan untuk pembangunan harus didasarkan pada konsepsi yang lebih luas. Kosepsi itu harus mencakup dampak lingkungan terhadap proyek, pengelolaan linkungan proyek yang sudah operasional dan perencanaan dini pengelolaan lingkungan untuk daerah yang mempunyai potensi besar untuk pembangunan, tetapi belum mempunyai rencana pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan didefinisikan oleh Komisi Sedunia untuk Lingkungan dan Pembangunan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Laporan komisi itu di umumkan pada tahun 1987 dan berjudul Hari Depan Kita Bersama (Our Cominion Future).
Definisi itu mempunyai wawasan jangka panjang antar generasi. Syarat untuk dapat tercapainyapembangunan berkelanjutan tidak hanya fisik saja, yaitu tidak terjadinya kerusakan pada ekosistem tempat kita hidup, melaikan juga harus adanya pemerapatan hasil dan biaya pembangunan yang adil antar-negara dan antar-kelompok di dalam sebuah negara. Ini berarti bahwa kesenjangan sosial-ekonomi yang sekarang ada antara negara maju dan negara sedang berkembang serta kesenjangan antara kelompok masyarkat kaya dan masyarakat miskin di masing-masing negara harus dukurangi. Pemerataan itu tidak hanya terjadi di dalam satu generasi, melainkan juga antar-generasi.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

5.    Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
            Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

6.    Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Udara mengandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
a.    Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
b.    Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin
            Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
c.    Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer
            Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

7.    Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
a)   Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul
b)   Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang
c)    Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon
d)   Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan
e)    Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan

8.    Pelestarian laut dan pantai
            Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
            Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara :
a)    Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
b)   Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut
c)    Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan
d)   Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan

9.    Pelestarian flora dan fauna
            Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia.
            Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
a)    Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa
b)   Melarang kegiatan perburuan liar
c)    Menggalakkan kegiatan penghijauan